Blink-182

Senin, 09 Januari 2012

Tammin ad-Dari menemui Dajjal pada masa Rasulullah (saw)

   
    Tammin ad-Dari adalah Abu Ruqqayah Tamim bin Aus bin Kharijah ad-Dari dari Bani Lakhm. Dia termasuk salah seorang ulama ahli kitab dan salah seorang sahabat Rasulullah (saw). Dia masuk Islam pada tahun ke-9 setelah datang ke kota Madinah al-Munawwarah. Dia telah meriwayatkan dari Nabi (saw) dan beberapa sahabat beliau.
    *beliau berkata, “Demi Allah, aku tidak mengumpulkan kaliankarena suatu keinginan atau perasaan takut, tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tammin ad-Dari. Dia adlah seorang laki-laki Nasrani yang datang, kemudian melakukan biat dan masuk Islam. Dia menyampaikan padaku sebuah kisah yang sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan pada kalian tentang Dajjal. Dia bercerita bahwa dia menaiki sebuah kappa laut dengan 30 orang laki-laki dari Lakhm dan Jadzzzam. Selama sebulan ombak mengombang ambingkan mereka ditengah lautan. Kemudian, mereka berlabuh kesebuah pulau dilautan sampai terbenam matahari. Setelah itu, mereka duduk didekat kapal dan masuk kedalam pulau. Tiba-tiba mereka bertemu seekor binatang berbulu banyak, mereka tidak tahu mana bagian depan dan mana bagian belakang karena banyaknya bulu.
Mereka berkata, ‘Siapakkah kamu?’
Dia  (binatang berbulu) menjawab, “Aku adalah jassasah.”
Mereka bertanya, “Siapakah Jassasah?”
Dia berkata. ‘wahai kaum, pergilah kalian ke laki-laki ini didalam biara. Sesungguhnya dia sangat ingin memberi tahu kalian.’
Tamim berkata, ‘ketika dia menyebutkan nama seorang laki-laki kepada kami, kami takut kalai dia adalah setan.’
Dia (Tamim) berkata, ‘Kemudian kami pergi sampai akhirnya mereka tiba dibiara. Ternyata didalamnya terdapat seseorang bertubuh sangat besar yang tidak pernah kami lihat sebelumnya. Dia dibelenggi dengan sangat kuat. Kedua tangannya dijadikan satu dilehernya dan dari kedua lutut sampai kedua tumitnya dibelenggu dengan besi.’
Mereka bertanya, ‘Siapakah kamu?’
Dia menjawab, ‘Kalian telah mengetauhi aku. Beri tahu aku siapa kalian?’
Mereka berkata, “.kami adalah orang-orang Arab. Kami naik kapal laut Selama sebulan ombak mengombang ambingkan kami ditengah lautan. Kemudian, kami berlabuh kesebuah pulau. Setelah itu, kami duduk didekat kapal dan masuk kedalam pulau. Tiba-tiba kami bertemu seekor binatang berbulu banyak, kami tidak tahu mana bagian depan dan mana bagian belakang karena banyaknya bulu. Kami berkata, ‘Siapakkah kamu?’Dia  (binatang berbulu) menjawab, “Aku adalah jassasah.” Kami bertanya, “Siapakah Jassasah?” Dia berkata. ‘wahai kaum, pergilah kalian ke laki-laki ini didalam biara. Sesungguhnya dia sangat ingin memberi tahu kalian.’ Lalu kami segara pergi kepadamu dan kami merasa takut padanya. Kami khawatir dia adalah setan.
Dia berkata, ‘sesungguhnya itu adalah baik bagi mereka untuk menaatinya. Sesungguhnya aku akan member tahu kalian tentang aku; aku adalah al-masih dan aku hamper diizinkanuntuk keluar maka aku akann keluar, lalu aku berjalan dibumi. Tidak ada satu desapun yang tidak aku singgahi dalam 40 malam, kecuali Mekkah dan Thaybah─Madinah al-Munawwarah. Keduanya terlarang bagiku untuk memasukinya. Setiap kali aku akan masuk ke salah satu dari keduanya, malaikat menghalangiku darinya. Pada setiap celah darinya terdapat malaikat-malaikat yang menjaganya


Sekilas tentang Tentang Dajjal


   
   Aku hanya ingin berbagi  ilmu pengetauhan kepada orang-orang yang masih tidak tau secara jelas apa itu Dajjal. Para Nabi, sahabat, dan pengikutnya mempunyai cara tersendiri untuk memberitahukan kepada umatnya tentang Dajjal. Dan inilah caraku membertahukan siapa itu Dajjal menurut hadis-hadis dan sabda-sabda yang pernah aku baca. Semoga isinya bermanfaat dan akan semakin mengkokohkan iman kita semua dalam menghadapi ‘fitnah yang besar seperti fitnah Dajjal.’
     Dia  adalah Dajjal yang mengaku sebagai Al-masih. Adapun kata “al-masih” sendiri sebenarnya adalah milik dan diselamatkan pada hamba dan Rasull Allah yaitu Isa putra Maryam masih alhudah yang artinya al-masih yang memberi petunjuk. Akan tetapi kelak Dajjal akan mengaku sebagai almasih, untuk itu Dajjal disebut sebagai Masih adh-Dhalalah  yang artinya al-masih palsu yang menyesatkan.
      Dajjal adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan segala kebohongan dan kejelekannya, serta menutupi kebenaran dihadapan manusia dengan kebatilan. Rasulullah (saw) pun telah member peringatan akan fitnah Dajjal.
      “tidak ada satu Nabi pun kecuali telah memberi peringatan kepada umatnya dan kaumnya akan Dajjal. Ini adalah bukti bahwa dia termasuk yang diberikan penangguhan seperti iblis. Laknat Allah untuk keduanya.”
    Abdullah bin Umar berkata, “Rasulullah (saw) berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji Allah dengan sesuatu yang layak bagi-Nya, kemudian menyebutkan Dajjal seraya berkata, ‘sesungguhnya aku telah memberikan peringatan kepada kalian akan dia. Tidak ada satu Nabi pun kecuali telah memberi peringatan kepada  kaumnya. Nuh telah memberikan peringatan tentang Dajjal kepada kaumnya, tetapi aku akan katakan kepada kalian sesuatu yang belum dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya; ketauhilah bahwa dia buta sebelah matanya dan sesungguhnya Allah tidak buta sebelah mata-Nya.”
    Nabi (saw) bersabda, “Wahai Manusia, sejak Allah menciptakan anak-cucu Adam, belum ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Sesungguhnya, Allah Azza wa Jalla  tidak mengutus seorang Nabi kecuali dia telah mengingatkan umatnya dari Dajjal. Aku adalah Nabi terakhir dan kalian adalah umat terakhir. Dia pasti keluar dri tengah-tengah kalian. Jika dia keluar dan aku berada di tengah-tengah kalian, maka aku adalah hujjah setiap muslim. Jika dia keluar setelah aku tiada, setiap hujjah adalah dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku bagi setiap muslim. Dia keluar dari khullah diantara Syam dan Irak, lalu dia membuat kerusakan di mana-mana. Wahai hamba-hamba Allah, tetaplah teguh.”
    Apakah kalian tahu tentang Ibnu Syahad? Apakah Dajjal adalah Ibnu Syahad?  Ibnu Syahad dianggap oleh sebagian orang pada masa kenabian sebagai Dajjal karena ia memiliki beberapa sifat Dajjal secara fisik. Salah satu matanya terhapus dan yang satu lagi menonjol keluar dan dia menganggap dirinya seorang Nabi.  Sesungguhnya Ibnu Syahad yang masyhur, bukan Dajjal. Dia salah satu dari Dajjal-dajjal kecil yang telah masuk Islam dan bertaubat dari perdukunan. Wallahu a’lam.
    Ibnu Syahab memandang beliau (Nabi Muhammad saw) kemudian berkata “aku bersaksi bahwa engkau adalah rasul orang-orang Arab yang buta huruf.” Nabi (Muhammad saw)  berkata, “Apakah kamu bersaksi bahwa aku adalah Rasul Allah?” Dia menolaknya dan berkata, “Aku beriman kepada Allah dan rasul-Nya.” Nabi (saw) berkata padanya, “apa yang kamu lihat?” Ibnu syahad menjawab, “Datang kepadaku seorang yang jujur dan berbohong.
    Dalam Musnad Ahmad disebutkan bahwa Abu Dzar al-Ghiffari berkata, “Rasulullah mengutusku datang kepada ibunya (ibunya Ibnu Syahad). Beliau berkata, “Tanyakan kepadanya, berapa bulan kamu mengandungnya?” lalu aku mendatanginya dan dia menjawab ‘aku mengandungnya selama 12 bulan’. Abu Dzar berkata, “kemudian beliau mengutusku lagi kepadanya dan beliau berkata, “Tanyakan kepadanya tentang teriakannya ketika terjatuh. Abu Dzar berkata “aku kembali kepadanya dan menanyainya.” Dia menjawab, ‘Dia berteriak seperti teriakan bayi usia satu bulan’.

10 Tanda Besar

    

    Kiamat  dan tanda-tandanya adalah terminology yang selalu diucapkan sejak dahulu.  Sebab manusia secara alamiah tertarik untuk mengetauhi hal-hal gaib dan majhul (yang tidak diketauhi/tidak dikenal). Sejak lebih dari 14 abad yang lalu, nabi (saw) telah menyatakan bahwa sesungguhnya beliau diutus dekat dengan hari kiamat atau pada hari kiamat itu sendiri. Beliau bersabda, “Diutusnya aku dengan hari kiamat adalah seperti dua ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari tengah dan telunjuknya. Sebagaimana hal itu disebutkan oleh perawi hadis, yaitu sahabat Nabi (saw), Sahl bin Sa’ad.
    Mereka (para penulis kontemporer) selalu menghubungkan berbagai peristiwa , hadis-hadis, dan atsar dengan sejumlah peristiwa yang sedang atau akan terjadi dan dengan para tokoh politik masa kini. Bahkan, sebagian dari mereka memastikan bahwa sosok Sufyani yang terdapat dalam hadis dan atsar adalah pemimpin irak  terdahulu yang telah digulingkan, yaitu Saddam Husain. Dengan penuh keyakinan mereka bertaruh bahwa dia mampu Mengalahkan musuh-musuhnya, yaitu Amerika, Inggris, dan Turki atau mungkin yang mereka maksudkan adalah tentara-tentara Irak.
    Apapun ilmu yang dimiliki, tidak ada satupun yang tahu kapan terjadinya kiamat. Ini termasuk masalah gaib mutlak yang hanya diketauhi Allah (Swt). Allah berfirman:
“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadi? Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit). Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka seakan-akan tidak tinggal (di Dunia) melainkan (sebentar saja) pada waktu soreh atau pagi hari” (QS.an-Nazi’at:42-46).
Allah juga berfirman:
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata:
‘Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!’ sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu” (QS.al-An’am:31).
Allah juga aberfirman:
“Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al-Qur’an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba, atau datang kepada mereka azab hari kiamat” (QS.al-Hajj: 55).
Dalam surah Thaha Allah (Swt) berfirman kepada Musa (as):
“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan” (QS. Thaha: 15).
    Seluruh manusia dalam keadaan lalai dan berpaling dari Allah. Mereka berpaling dari agama dan ketaatan kepada-Nya. Tidak ada seorang pun yang mengingat hari kiamat dan hari perhitungan karena yang mereka lihat dihadapan mereka hanyalah dunia, perhiasan, dan kenikmatan.
    Akan tetapi, Allah yang Maha Penyayang akan memperlihatkan kepada kita tanda-tanda besar yang mendahului datangnya hari kiamat. Rasulullah (saw) telah menegaskannya dalam sebuah hadis yang menghimpun 10 tanda.
    Rasulullah (Saw) telah menegaskannya dalam sebuah hadis yang menghimpun sepuluh tanda. Dari Hudzaifah bin Usaid, dia berkata, “Nabi (saw) datang pada kami saat kami sedang berbincang tentang hari kiamat. Beliau bertanya, ‘apa yang kalian perbincangkan?’ Mereka menjawab, ‘memperbincangkan hari kiamat.’ Beliau bertanya, ‘kiamat tidak akan terjadi sampai kalia melihat 10 tanda: asap, Dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, turunnya Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana-gerhana ditimur, barat, dan gerhana di Jazirah Arab─yang terakhir adalah api yang keluar dari And, menggiring manusia ketempat dimana mereka akan berkumpul.” Hadis siriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih.
   Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam fath al-bari dan ulama lainnya, yaitu:
1.    Keluarnya Dajjal
2.    Turunnya Isa bin Maryam
3.    Ya’juj dan Ma’juj
4.    Gerhana matahari di timur
5.    Gerhana matahari di barat
6.    Gerhana matahari di Jazirah Arab
7.    Asap
8.    Terbitnya matahari dari barat
9.    Keluarnya binatang-binatang melata
10. Api yang mengumpulkan manusia
     Di anatara sepuluh tanda, sebagian orang bertanya “Di manakah sosok al-Mahdi al-Muntazhar diantara tanda-tanda besar ini?”.
     Al-Mahdi al-Muntazhar adalah sosok yang muncul sebelum keluarnya Dajjal. Dia    memimpin dunia Islam, mengembalikan khalifah Islam dan ditaklukan untuknya negeri-negeri dari timur ke barat. Kemunculan al-mahdi menjadi salah satu tanda yang secara langsung mendahului tanda-tanda besar. Dia adalah pintu gerbang besar untuk tanda-tanda tersebut dan dia adalah lingkarang penghubung diantaranya.